Senin, 08 Mei 2017

Hindari penyakit DIFTERI melalui imunisasi

Pijay_blogger: trienggadeng123.blogspot.com

Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae, juga banyak rnenyerang balita. Hati-hati ya bunda, agar anak Anda tidak terkena penyakit ini.

Penyakit ini ditandai dengan terbentuknya lapisan yang khas pada selaput lendir saluran napas, dan adanya kerusakan otot otot jantung dan jaringan saraf. Penularan difteri biasanya terjadi akibat kontak langsung dengan penderita atau carrier (pembawa kuman) karena kuman Cotyneoectetium diphteriae keluar bersama dengan air ludah penderita pada saat batuk, bersin, dan berbicara.

Gejala awal penyakit yang masa inkubasinya umumnya antara 2-5 hari ini adalah sakit tenggorokan yang ringan dan demam (antara 37,838,9°C). Pada anak-anak biasanya disertai rasa mual, muntah, menggigil, dan sakit kepala. Lalu, terdapat lapisan tipis yang khas, biasanya di daerah tonsil, berwarna putih keabuabuan kotor, kasar dan melekat erat, sehmgga apabila diambil secara paksa menimbulkan perdarahan.

Penyakit ini bisa tetap ringan-ringan saja, tetapi sering bertambah parah dengan keluhan sakit saat menelan dan tubuh melemah. Faring (kerongkongan) dan laring (saluran
napas) juga membengkak sehingga menyumbat jalan pernapasan dan biasanya terdengar suara serak saat anak menarik napas. Untuk membantu pernapasan, biasanya
dokter akan melubangi bazian tenggorokan (trakeotomi).

Selain terjadi kelumpuhan pada langit-langit lunak, napas anak akan berbau busuk dan kelenjar limfe pada leher membengkak. Meskipun kuman difteri paling sering menyerang saluran napas baglan atas, seperti hidung, tenggorokan, dan tonsil, namun kuman ini dapat pula menyerang pusar, selaput putih mata, dan vagina. Komplikasi lain yang dapat
terjadi pada penderita difteri adalah kuman difteri menyerang ginjal, atau otot-otot jantung (myocarditis). 

Karena kuman difteri dapat mengeluarkan zat racun (eksotoksin), maka penyakit ini juga dapat menimbulkan kematian mendadak dan kelumpuhan saraf-saraf tepi. Bila anak diduga terserang difteri, segeralah bawa ke dokter. Mengingat penyakit ini sangat menular, penderita harus dirawat di rumah sakit dan ditempatkan di ruang tersendiri. Perawatan yang baik, istirahat total di tempat tidur, serta makanan dalam bentuk cairan atau lunak yang cukup gizi sangat membantu mengatasi difteri. 

Pencegahan. Di samping itu, pengobatan akan dilakukan dengan pemberian antitoksin difteri sedini mungkin oleh dokter. Meskipun difteri termasuk salah satu penyakit berbahaya, namun penyakit ini sebenamya dapat dicegah melalui imunisasi, yakni suntikan vaksinasi DPT. Selain pada usia 2 bulan, vaksinasi akan diberikan pada saat
anak berusia 3 dan 4 bulan. 

Setelah vaksinasi pertama, harus dilakukan vaksinasi ulang pada bulan berikutnya
karena kekebalan yang didapat dengan hanya satu kali vaksinasi tidak cukup untuk memberi anak kekebalan seumur hidup. Setahun setelah pemberian imunisasi dasar,
anak perlu diberi imunisasi ulang. 

Imunisasi akan diulangi lagi menjelang anak berusia 5 tahun. Bukan hanya itu saja,
makanan bergizi tinggi serta lingkungan yang sehat sangat membantu usaha pencegahan timbulnya penyakit difteri pada anak-anak.