Jumat, 23 Februari 2018

Calon Penerima Rumah Korban Gempa Pijay, Protes Kades Dan Konsultan

By:Pijay_blogger


Calon penerima rumah bantuan Gempa
Pidie Jaya, Gampong Sagoe, Kecamatan Trienggadeng, tidak terima data penerima rumah bantuan diiubah-ubah oleh BPBD Pijay, lalu melakukan protes ke kantor PT. Managemen Indah Karya, di Gampong Sagoe, Rabu 21/02/2018.

Puluhan masyarakat warga Gampong Sagoe, Kecamatan Trienggadeng (Korban Gempa Pijay) melakukan protes kepada kepala desa dan konsultant PT. Managemen Indah Karya dikarenakan para penerima rumah bantuan datanya telah diubah, yaitu tentang kategori kerusakan rumah.

Dari kategori rumah rusak berat menjadi rumah rusak sedang. Bukan hanya itu, dari total rumah rusak yang telah terdata dengan valid yaitu 160 unit yang mendapat bantuan, malah telah diubah menjadi 75 unit yang terdata sebagai penerima sekarang (2018) sedangkan sisanya akan menunggu sampai ada kabar dari Jakarta.

Tentu saja hal ini membuat para calon penerima rumah bantuan tersebut marah dan tidak menerima data yang diperlihatkan kepala desanya. Mereka protes dan menolak tentang data yang diperlihatkan Geuchiek kemaren, Selasa 20/02/2018 kepada masyarakat.

Bahkan, Cut Ali Idris, yang saat ini masih menempati rumah Huntara, juga dimasukkan ke dalam daftar tunggu. Padahal rumah beliau benar-benar roboh dan tidak mungkin masuk ke daftar tunggu.

“Saya tidak terima rumah untuk saya dimasukkan ke daftar tunggu. Sebab, kenapa rumah mereka yang rusak sedang dibangun sekarang, sedangkan rumah saya rusak berat, eh malah dipending.” Ucap keluaraga Cut Ali Idris.

Bukan Cut Ali, hampir semua penerima rumah mengadu ke media BERITAKITA.CO diantaranya, Sumarni Binti M. Gade, Asmawati AR, Ismail Pulo, Aminah Bintara dan beberapa kaum ibu yang namanya tidak disebutkan disini, juga keberatan dengan data yang tersebut.

Geuchiek Kepala Gampong Sagoe, Kecamatan Trienggadeng yang diminta tanggapannya menjelaskan. “Saya hanya menerima formulir data penerima rumah bantuan Gempa dari BPBD adalah 75 unit dengan kategori sedang dan berat. Saya tidak tahu-menahu tentang perubahan data”katanya.

Sementara konsultan PT. Indah Karya yang menangani verifikasi data dengan valid, M. Yusuf menjelaskan.” Rumah bantuan yang terdata dulu dengan sekarang berbeda. Maka dana yang telah diplotkan pemerintah tidak mencukupi untuk keseluruhan. Itu disebabakan data survey awal oleh dengan saat divalidkan berbeda. Dulu, total rumah yang rusak di Kecamatan Trienggadeng kurang lebih sembilan ratusan unit. Tapi saat diferivikasi ulang ternyata lebih seribu unit. Oleh sebab itu, ada rumah yang dimasukkan ke daftar tunggu.

Terkait rumah Cut Ali Idris, pihak PT. Managemen Indah Karya, selaku team ferivikasi ulang mengakui silap saat memasukkan data dan telah meminta maaf kepada pihak Keluarga Cut Ali.

Iskandar Ali, selaku Keluarga Cut Ali menjelaskan, ” Oke, pihak peserta ferivikasi data telah meminta maaf kepada kami. Tapi, cukupkah dengan meminta maaf saja? Meminta maaf boleh, tapi masukkan dulu data rumah keluarga saya untuk penerima saat ini. Bukan daftar tunggu. Enak saja minta maaf. Silap itu tidak profesional, bung. Kenapa jadi konsultan kalo tidak profesional? Padahal, tugas konsultan ini mengecek data agar valid, tapi malah yang telah valid jadi berubah. Gimana ini?” Ucap Iskandar penuh kecewa.

“Saya akan dalami persoalan ini dengan cermat. Siapa Sebenarnya yang bermain mengubah-ubah alias mengutak-atikkan data. Apakah BPBD, Bupati, Camat, Geuchiek, atau pihak konsultan (team survey)” Tegasnya penuh emosi.

Kepala BPBD yang diminta tanggapan tentang siapa yang otak-atik data penerima rumah bantuan Gempa Pijay, khususnya Desa Sagoe Tringgadeng, tidak berhasil dijumpai. Menurut petugas piket, mulai dari ketua, wakil, sektretaris dan kabid sedang keluar kota.

Sumber: Beritakita.co